Inginkah ruhiyah Anda Semakin Tumbuh

Inginkah ruhiyah Anda Semakin Tumbuh

“Adapun orang-orang yang takut akan kebesaran Rabb-nya dan menahan diri dari hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya” (QS. An Naazi’aat : 40-41)

Segala puji bagi ALLOH yang masih memberikan berbagai macam kenikmatan kepada kita. Salah satunya adalah nikmat ilmu yang semakin menyadarkan kita akan ke-Maha  Besar-an ALLOH ‘azza wa jalla, sehingga kita hanya berpasrah diri kepada-Nya, memohon bantuan dan pertolongan hanya fpada-Nya berharap dan bergantung hanya pada-Nya. Dan mudah-mudahan ALLOH Yang Maha Pemurah memberikan kekuatan kepada kita semua yang tidak hanya sekedar mendapatkan ilmu tapi juga cahaya ALLOH. Apalah artinya mendapatkan ilmu jika ilmu itu tidak mencahayai kita. Dan kita mohon agar ilmu dan cahaya itu menimbulkan perubahan pada kita. Dan kita juga memohon agar perubahan itu juga menimbulkan perubahan kepada orang lain.I

Sahabat sekalian, kita harus mengusahakan aga yang merupakan nilai yang paling berharga yang kita miliki ini tumbuh dengan baik sesuai yang diharapkan ALLOH Subhanahu wa Ta’ala. Ruhiyah yang kita miliki ini bila dibiarkan begitu saja tanpa dipelihara, akan tumbuh bagaikan rumput di halaman rumah kita yang tidak pernah kita kehendaki keberadaannya, bahkan boleh jadi menyusahkan bagi kita. Lalu, kenapa ruhiyah tumbuh begitu saja tanpa sesuai dengan yang kita kehendaki ?. Itu terjadi karena adanya faktor yang menghalanginya. Dermikian halnya tumbuhan/rumput tumbuh jelek bila ada faktor yang menghalanginya.

Ruhiyah yang tumbuh sebagaimana mestinya adalah ruhiyah yang berfungsi sebagaimana mestinya. Ruhiyah yang tumbuh dengan baik adalah ruhiyah yang mencintai ALLOH di atas segalanya, mengenal ALLOH dengan sebenarnya, dan tidak hanya mengenal saja, tapi juga terefleksi dalam setiap perilaku. Semisal dia tahu bahwa ALLOH itu Al Kabiir (Yang Maha Besar), maka ia akan menyadari betapa kecilnya dirinya, betapa kecilnya makhluk selain‑Nya. Manakala dia berjalan di malam yang gelap gulita bahkan di dekat kuburan sekalipun, dia tidak akan merasa gentar dan takut karena dia sadar betul bahwa ALLOH‑lah ynag Maha Besar yang layak untuk ditakuti, yang tidak akan terjadi peristiwa sekecil apapun kecuali dengan seizin‑Nya. Ketika dia mengenal bahwa ALLOH itu Ar Raghiib (Yang Maha Dekat), maka dia sadar betul kalau ALLOH selalu mengawasinya. Sehingga manakala dia berbuat, semata‑mata untuk mencari ridho ALLOH. Demikian pula sebaluiknya, manakala dia tidak berbuat, maka semata­‑nata untuk mencari ridho ALLOH. Pokoknya segala aktifitasnya dia usahakan semata‑mata untuk mendapatkan ridho dan cinta ALLOH Ar Raghiib. Ketika dia tahu bahwa ALLOH itu  Ar Rohman dan Ar Rohiim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang), maka dia sadar betul bahwa segala kejadian yang dia alami semata‑mata untuk kebaikan baginya. Semisal ketika dia ditimpa musibah , dia ikan sabar dan tawakkal dalam mensikapinya. Orang yang sabar adalah orang yang meskipun hatinya bergejolak tapi tak terefleksi dalam sikapnya dalam menghadapi musibah tersebut. Sedangkan orang yang tawakal adalah orang yang ber-husnuzhon (berprasangka baik) kepada ALLOH terhadap musibah yang ditimpakan kepadanya. Tidak seperti halnya tape dalam piring yang akan hancur bila dilempari batu bata. Orang yang mentalnya seperti tape akan mudah marah bila dicaci maki, mudah tersinggung bila dihina. Padahal boleh jadi cacian, makian, atau hinaan itu benar‑benar melekat pada dirinya. Orang yang ridho dengan ketentuan dari ALLOH seperti halnya intan yang tidak akan hancur manakala dilempari batu bata, bahkan batu batanya sendiri yang akan hancur.

Sahabat sekalian, ada beberapa faktor yang menjadi penghalang tumbuh dan berkembangnya ruhiyah kita, diantaranya: Perilaku kita. Perilaku kita yang penuh dengan dosa dan kemaksiyatan akan menghalangi tumbuhnya ruhiyah kita, bahkan akan dapat menyebabkan ladang ruhiyah itu menjadi gersang, karena pada hakekatnya setiap dosa akan melahirkan bongkahan nafsu sedang kita berpijak diatas bongkahan tersebut. Jika kita berbuat dosa lagi maka lahir pula bongkahan nafsu tersebut. Maka, semakin tinggi bongkahannya semakin gersang pula ruhiyah kita, sehingga kita yang berada diatasnya akan merasa “kehausan”. Pada saat seperti itulah kita sangat membutuhkan “air” sebagai penawar haus kita. Namun biarpun kita berada diatas bongkahan batu yang tinggi, kita masih dapat mendengarkan suara gemricik air di bawah. Inilah yang akan melahirkan optimisme bahwa kita bisa mendapatkan air, bahwa kita masih bisa bertahan hidup. Lalu apa yang mesti kita lakukan manakala. kita dalam keadaan seperti ini ?. Jawabnya tidak lain dengan memperbesar suara kebenaran dari ALLOH (suara ruhiyah) tersebut. Bagai diatas bongkahan batu tadi, dan kita mendengar suara gemericik air lalu kita melemparkannya dengan batu maka suara gemricik air akan bertambah keras. Dan semakin besar batu yang kita lemparkan akan semakin keras pula suara gemericiknya. Demikian halnya jika bongkahan nafsu itu kita lempar (dibuang), maka akan nyaringnya suara hati (suara ruhiyah) kita akan bisa kita rasakan. Bila kita buang nafsu riya’, kebencian, tamak, kikir dan disertai taubat nasuha, lalu kita isi dengan keikhlasan, kasih sayang dan tawadhu’, maka kita akan merasakan betapa nikmatnya hidup ini.

Sahabat sekalian, lalu bagaimana kita mengetahui akibat dosa dan penawarnya ?. Seperti orang yang haus, melihat orang lain yang sedang minum dengan segarnya, kita

akan merasakan betapa tidak enaknya kehausan itu. Dan boleh jadi kita akan menyapa orang tersebut lalu mendekatinya siapa tahu dengan kehendak ALLOH dia memberikan minuman dan suguhan kepada kita. Demukian pula halnya bila kita kehausan ruhiyah, maka kita dapat mengunjungi dan berkawan dengan orang‑orang yang sholeh. Kenapa harus dengan orang yang sholeh ?. Karena orang yang sholeh banyak disuguhi oleh allah disebabkan dia banyak bertamu kepada-Nya. Sehingga bertamu dan berkawan dengan orang yang sholeh, akan membuat kita mendapatkan suguhan yang mendatangkan kebaikan Semoga ALLOH menjadikan kita hamba yang selalu bertamu kepada‑Nya, amin.

Wallahu ‘alam bisshawab

Ya ALLOH… tunjukilah kami bersama siapa yang telah Engkau beri petunjuk, hindarkan karni dari bencana bersama siapa yang telah Engkau hindarkan darinya, peliharalah kami bersama siapa yang telah Engkau pelihara, berkahilah apa‑apa yang telah Engkau berikan kepada kami, lindungilah kami dari keburukan ghada’ yang telah Engkau tetapkan, sesungguhnya Engkau yang berkuasa menetapkan, dan tidak ada yang berkuasa menetapkan apapun terhadapMu. Sesungguhnya tidak akan hina siapa yang Engkau muliakan, dan tidak akan mulia siapa yang Engkau musuhi, Engka maha Berkah wahai Rabb kami, lagi Maha tinggi. (HR. Khamsah- lima imam).

Yang Manaka kita ??

1. Buta, adalah tipe manusia yang hanya mempedulikan atau menyibukkan diri dengan urusan ritual (pada skala tinggi), tetapi kepedulian dan aktualisasinya terhadap dunia sangat rendah, sehingga nurani mereka terhadap persoalan yang berkaitan dengan kernasyarakatan maupun lingkungan cenderung terlepas dari dien-nya. Kepedulian yang berfokus pada daerah habluminalloh tanpa sedikitpun bertanggung jawab terhadap masalah keduniaan, dapat menimbulkan dorongan atau kecenderungan pada fanatisme sempit. Mereka terpuruk pada abstraksi yang fanatik dan kemudian menutupdiri dari segala gagasan, saran dan kerjasama yang mengajak dirinya terlibat dalam hal kemasyarakatan.

2. Kufur, adalah tipe manusia yang kepedulian dan keterlibatannya pada urusan dunia dan akhirat sangat rendah. Mereka mudah terprovokasi, bertindak agresif, dan larut dalam suasana massa. Mereka bagaikan mayat hidup yang hanya memenuhi hiruk-pikuk dunia, tetapi tidak memberikan makna terhadap misi kehidupan diri dan orang lain. Ke dalam tak mengganjilkan keluar tak menggenapkan. Ada dan tiadanya sama saja tidak memberikan pengaruh (wujuduhu ka adamihi). Hati mereka sungguh mempunyai penyakit, bahkan telah terkunci sebagaimana firman Alloh dalam surat Ali Imron : 7. Na’udzubilah tsumm na’udzubilah).

Ti pe 3 & 4 insya Alloh pada edisi mendatang.  (Sumber : Kecerdasan Ruhaniyah, KH. Toto Tasmara, Penerbit  GIP)

Team Qaulan Tsaqfilla,

Kelluarga Besar TUGUJOGJA Grafika,

Partai Keadillan DPRa. Sinduadi

Hari Raya Idul Adha 1422 H

Semoga Alloh SWT menggolongkan

kita kedalam hamba-Nya yang

senantiasa mau dan mampu

berkorban Dalam menegakkan dienul

yang haq ini

Responses

  1. tips bahagia dunia akhirat

  2. *) antoxshirenz

    amiin…
    smg kita bisa ya…^^


Leave a comment