Kare Bihun Mas Mardly (7,8,10 Ramadhan 1430 H)

Kare Bihun Mas Mardly  (7,8,10 Ramadhan 1430 H)

Kare Bihun Mas Mardly ( Kajian Sore bersama ustadz Sholihun di Masjid Mardliyyah UGM)

Kajian Ramadhan 1430 H, pukul : 16.05-17.00 WIB, kitab : Syifa’ul Qulub

I. 7 Ramadhan 1430 H

–Pengaruh Al Qur’an dalam proses penyembuhan hati—

Rasulullah bersabda : ”tetaplah kalian di atas sunnah-sunnahku dan khulafaurrasyidin yang telah mendapat petunjuk.” Kita sudah berislam lama dibanding sahabat, tapi kenapa kekuatan keimanan mereka lebih daripada kita? Apa rahasianya?. Sifat dasar Al Qur’an yang menjadi titik tolak sahabat RasulullahSAW sehingga yang awalnya musyrik menjadi beriman.

n      An Nur : cahaya

[QS. Al Maidah : 15,16] ” Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. (15) Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.(16)”

:: cahaya:

1)      petunjuk

2)      syifa’ (obat)

Yang mendapat nur (cahaya) yaitu dia yang mengikuti simpul-simpul petunjuk/pintu-pintu keselamatan. Hidayah : terbukanya hati untuk menerima sesuatu yang benar, kemudian bersatunya fisik dan hati untuk mencapai tujuan yang sama.

Syifa’ (obat), [QS. Yunus : 57] ” Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Ketika seseorang mendapat hidayah pertama yaitu keterbukaan hati, maka berikutnya adalah mendapat petunjuk dari Allah, mendapat kemudahan menjalankan syari’at, diteguhkan untuk memegang keimanan, dan sampai syahid.

n      Ruh

[QS. Al Baqarah : 121] ” Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya[84], mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”

::Makna ”haqqa tilawatihi”:

i.  Senantiasa membacanya

[QS. Al Furqan: 30] ” Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan.”

ii.  Ditadaburi maksud-maksud dan tujuannya

iii.  Mengamalkannya (Al Qur’an Karim)

iv.  Mengambil ibrah Al Qur’an

Caranya :

n    Punya persepsi yang baik tentang Al Qur’an.

n    Harus memiliki keyakinan bahwa Al Qur’an sumber kehidupan

n    Memperhatikan aspek-aspek penting:

–    ideologi

–    memperhatikan takwinul Qur’an/pembentukan pribadi muslim sampai mereka menjadi tangguh.

–    Memperhatikan pembentukan masyarakat Islam.

II. 8 Ramadhan 1430 H

–Do’a—

Do’a : bentuk penghambaan murni. Orang yang berdo’a kepada Allah, orang tersebut punya keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan do’anya dan meyakini bahwa Allah Yang Maha Kuasa. Doa bisa menjauhkan kesombongan, kemusyrikan, dan ketergantungan kepada makhluk. Dengan ketergantungan pada Allah inilah bisa menjadikan seseorang lebih mengenal Allah (ma’rifatullah). Ketergantungan pada Allah dan keyakinan bahwa Allah yang Maha Kuasa inilah awal dari proses syifa’ul qulub. Sedangkan kemusyrikan adalah awal dari pintu-pintu gelapnya hati.

==========

Apa itu do’a?

==========

Do’a: permohonan. Secara syari’at artinya permohonan seorang hamba kepada Allah agar tercukupinya kebutuhan dunia dan akhirat. Bagaimana agar do’a ijabah ?

Syaratnya :

1)     adanya totalitas, diiringi ketsiqahan yang penuh pada Allah bahwa Dia yang Maha Kuasa

2)     taubat, mengaku salah, mengaku teledor kepada Allah

3)     mengesakan Allah SWT. (menghilangkan ketergantungan kepada selain Allah SWT)

Washilah :

  • dengan nama-nama Allah yang Mulia.
  • dengan amal sholeh
  • dengan orang sholeh (yang masih hidup)

:: Secara FIQH::

–   diawali dengan pujian

–   membaca shalawat

–   memohon kepada Allah (diiringi dengan tauhid). Memohon kepada Allah yang realistis.

–   diakhiri dengan pujian

III. 10 Ramadhan 1430 H

Pembagian dosa : dosa besar dan dosa kecil.

[QS. An Najm: 32] ” (Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunanNya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.

Dosa kecil à dihapus dengan shalat, puasa, haji, dll.

Dosa besar à dihapus dengan :

Taubat nasuha, karena rasa takut terhadap Allah.

Qishash, membunuh >< dibunuh, zina >< dirajam, mabuk >< dicambuk.

:: Sebab dosa kecil menjadi dosa besar :

v     Dilakukan terus menerus.

Ibnu Abbas :” tidak ada dosa kecil yang dilakukan terus menerus, dan tidak ada dosa besar jika diiringi dengan taubat nasuha.”

v     Meremehkan dosa kecil

Orang yang biasa meremehkan dosa kecil, lama kelamaan akan biasa meremehkan dosa besar.

Ibnu Ma’ud :ciri seorang mu’min = ketika melihat dosanya seperti gunung yang hendak longsor dan akan menimpa dirinya, jadi ia akan segera lari menjauh. Sedangkan orang munafik = ketika melihat dosanya seperti lalat yang berlalu dihadapannya. ”

v     Bangga ketika berbuat dosa

–> terjadi antara hawa nafsu dan keinginan.

v     Terbujuk oleh kasih sayang Allah

–>sehingga ia menunda-nunda taubat.

v     Melakukan dosa secara terang-terangan

v     Membongkar aibnya sendiri dengan penuh kebanggaan.

v     Dosa kecil yang dilakukan orang alim dan menjadi panutan

:: syarat taubat, jika terkait dengan Allah :

  1. menyesal (beristighfar)
  2. berhenti dari dosa tersebut
  3. meninggalkan dosa tersebut

Jika terkait dengan manusia, ditambah satu, yaitu : meminta maaf kepada yang bersangkutan.

Leave a comment