Cara Ulama Mencintai Ilmu

Yogyakarta, 06 Mei 2010

KRPH, by Ustadz Syatori Abdurrouf

Kajian Rutin Pagi Hari @ Masjid Mardliyyah UGM


Modal awal untuk bersahabat dengan ilmu adalah kita mencitai ilmu. Bagaimana mencintai ilmu yang benar?. Jika kita mencintai ilmu, ilmu akan mencintai kita

ILMU adalah CAHAYA.

Maka barangsiapa yang tidak mencintai ilmu berarti tidak mencintai cahaya. Tidak adanya cahaya = gelap. Gelap – tidur-menjerumuskan diri dalam kelalaian.

Apa itu CINTA?

Dari mata turun ke hati. BUKAN… yang benar dalah dari mata turun ke nafsu. Hati tidak mempunyai kemmapuan untuk mencintai, tetapi nafsulah yang bisa mencintai.

Cinta itu bisa muncul dengan sendirinya… dalam hati manusia sudah Allah letakkan 2 bejana yaitu HATI dan NAFSU.

Gambarannya: ketika kita bertamu. Dipersilahkan duduk dan menunggu. Kemudian dihidangkan gelas (Susu+Telur+madu+Jahe). Bagaimana rasanya?. Bagaimana ketika gelas yang berisi (Susu+Telur+madu+Jahe) itu diisi dengan air dan diaduk…seger bukan???.

Itulah gambaran tentang kita. Gelas = gambaran nafsu, dan Air = gambaran hati.

Apa isi NAFSU ?

Susah senang, takut berani, benci cinta.

Nafsu – akan timbul Keinginan, perbuatan. Termasuk perbuatan ibadah.

Misalnya:

  • Ketika habis subuh disarankan untuk membaca surat Al Waqi’ah. Kebanyakan malas. Tetapi ketika diberitahu bahwa itu dapat melancarkan rezeki, pasti jadi semangat.
  • Ketika subuh, seneng ga ketika kita jadi makmum, imamnya membaca surat al Ikhlas atau An Naba’. Mau pilih yang mana???
  • Ibadah, jadi lebih semangat karena ada calon mertua.

Apa isi HATI ?

Benar, Baik, Mulia

Pesan Rasulullah, “Bertanyalah pada hati. Karena hati akan menjawab dengan benar, baik, dan mulia…”

BENAR           : Sesuai keinginan Allah

BAIK               : Mengangkat nilai diri

MULIA            : Bermanfaat bagi orang lain

Jika dari isi hati kemudian dituangkan dalam gelas nafsu, maka akan larut apa yang ada di dalam gelas. Kalaupun ada susah tidak lain adalah susah karena jauh dari Allah, dll.

Jadi kalau nafsu muncul keinginan, tidak lepas dari benar, baik, dan mulia. Kalau ada cinta, yaitu cinta yang benar, baik, dan mulia.

CINTA yang BENAR itu bagaimana?

Ada orang yang cinta pada ilmu, tapi belum tentu cintanya itu benar.

Cinta yang benar adalah cinta yang sesuai dengan keinginan Allah. Kriterianya :

  • Tidak mencintai karena penampilan fisik

Nafsu akan memerintahkan pada kejahatan ketika tidak dipertemukan dengan hati.

  • Tidak membeda-bedakan cinta

Karena Allah tidak pernah membeda-bedakan.

  • Tidak ada harapan untuk memiliki

Cinta tidak dikaitkan dengan memiliki. Misalnya: Akhwat melihat jilbab bagus, kemudian dibeli. Membeli itu boleh. Yang tidak boleh adalah merasa memiliki. Misalnya akhwat tersebut tidak mau ada orang lain yang memilikinya.

“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian memberikan apa yang kalian cintai…”

  • Tidak ada cinta dalam dan untuk kemungkaran

Menemukan kebaikan dalam cinta

Cinta yang baik

  1. Tidak menimbulkan dampak negative (VMJ/ Virus Menuju Jahannam), berhayal. Dll)
  2. Menjadi energi penyemangat untuk melipatgandakan ibadah dan amal shalih.
  3. Membuat diri luluh dalam kebeningan dan kesucian

Sifat cahaya : bening, suci, bersih.

Cinta yang mulia

  1. Menyejukkan hati siapapun
  2. Tidak menggejolakkan lain jenis
  3. Menginspirasi kebaikan untuk sesama.
  4. Menjadi contoh teladan bagi siapapun yang menginginkan sebenarnya cinta.

Mencintai Ilmu

Adalah tidak mengenal lelah mencari dan mendapatkannya, lantas meluluhkan diri dalam pancaran cahaya yang membimbing diri, agar diri ini bisa membimbing yang lain.

Dapat dirinci sebagai berikut:

 Tidak mengenal kata berhenti dalam mencari ilmu

Contoh: Imam Ibnu Hambal. Kunci sukses mencari ilmu, jangan memikirkan lain jenis. Karena ketika kita memikirkan lain jenis itu akan menjadi hambatan untuk kita.

Mencari – mengajarkan dan mengamalkan

Semua tempat, kesempatan adalah majlis ilmu.

Kalaupun membaca, bacaan itu adalah ilmu. Bahwa ilmu itu mencahayai. Cahaya di surga semakin terang.

  1. Tidak ada kata tidak mungkin untuk ilmu
  2. Tidak mempertemukan ilmu dengan gemerlap dunia
  3. Ilmu adalah kekayaan yang tak ternilai harganya
  4. Mencintai ilmu berarti mencintai oase ilmu. Mencintai oase ilmu = mencintai ulama yang shalih.

Responses

  1. Alhamdulillah sedikit demi sedikit menambah kepahaman ana dalam agama…

  2. Jazakallahu, atas tulisannya.
    seperti ada sesuatu yang terlepas dari pikiran ini yg menyumbat setelah membaca tulisan tersebut

  3. Nggih.. sama2 y. saling mengingatkan. Baarakallaah..

  4. sungguh luarbiasa……ini akan mnjadi motifsi bagi saya untuk lbih mncintai ilmu.


Leave a comment