“Ketika Sakaratul Maut Menghampiri”

Jogjakarta, 02 Rajab 1429 H

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ^_^

Kajian Rutin Pagi Hari (KRPH) @ Masjid Mardliyah UGM
Oleh : Ustad Syatori Abrdurrouf

[ Jelajah Hati  “Ketika Sakaratul Maut Menghampiri” ]

Mencintai hidup dengan menghidupkan cinta.
“ Ya Allah, hidupkan kami dengan cinta, dengan tidak Kau biarkan kami mencintai hidup…”.
Hidup dalam cinta, hanya ada di hati insan yang tidak lagi memiliki cinta dalam hidup, selain cinta kepada Dia Yang Maha Hidup.
Pesan : “ Jangan mengharapkan cinta dari orang – orang yang amat sangat mencintai hidup.”
Karena cinta terhadap hidup adalah padang tandus yang membuat pohon – pohon cinta meranggas, kering, dan akhirnya mati.

“Apakah kita tergolong orang – orang yang masih mencintai hidup?”
Inginkah kita memperoleh husnul khatimah?

Buktikan kalau kita benar – benar ingin husnul khatimah.
Maukah kita mati sekarang?
Kalau kita benar – benar menginginkan husnul khatimah, dari dalam hati, tidak akan memandang waktu kematian itu kapan datangnya.
Cinta hakiki hanya akan mengaliri setiap hati yang selalu basah oleh cinta kepada mati…..
Pertanyaan untuk kita : “ Sudakah cinta terhadap mati membasahi hati kita?”
Siapakah yang harus kita cintai dalam hidup ini?
“yang jauh dengan kita ataukah yang dekat dengan kita?”
Lalu, apakah yang paling dekat dengan kita?
kepastian ataukah kemungkinan? ß
Kalau pasti, apa yang paling pasti dalam hidup kita?
Pernyataan 1: Esok, kita pasti hidup, tapi mungkin saja mati.
Pernyataan 2: Esok, kita pasti mati, tapi mungkin saja hidup.

Ternyata…jarak kita dengan mati jauh lebih dekat dari pada jarak kita dengan hidup.
Lantas kenapa kita belum juga mencintai mati?
Apa yang selama ini kita perbuat baru merupakan gema dari suara LISAN, belum merupakan gema dari suara HATI.

MENJEMPUT KEMATIAN DI BATAS KEHIDUPAN

Perjalanan menuju KUBUR.
Ketika nafas terakhir sampai tenggorokan,
Tiada yang dapat menghapus ketakutan meninggalkan dunia,
Kecuali kesiapan kita.
Ketika tiada lagi kuasa atas raga,
Sadarlah bahwa satu – satunya penyelamat kita adalah amal kita.
“Setiap yang bernyawa pasti akan mati.”

Ada 2 macam kematian :
Husnul khatimah
Suul khatimah
(1). Husnul Khatimah
à adalah mata air bening yang mengalir menuju muara hakiki kehidupan, yaitu : Allah Azza wa jalla
“husnul khatimah itu tidak bisa instant, tapi butuh proses dan perjuangan yang panjang….”
:: Belajar dari mata air, ada 3 langkah menuju husnul khatimah:
Memulai segala aktifitas dengan “KEJERNIHAN”
seperti air yang mengalir petama adalah air yang jernih.
Itulah mengapa, islam mensyari’atkan niat di awal aktifitas kita.
Terus bergerak tiada henti, menuju muara hidup yang hakiki, yaitu Allah Azza wa jalla.
Seperti air dari muara / sumbernya yang kan terus mengalir.
Pantang menyerah menghadapi “KENYATAAN” hidup,sepahit apapun, terus berjalan menapaki garis takdir tanpa “MENGELUH”.
Seperti sungai yang berliku, bekelok – kelok.
(2). Suul Khatimah
berarti melepaskan ajal secara hina penuh nestapa.
“Bagai seekor kambing yang dikuliti dalam keadaan masih hidup.”
“Seperti tubuh yang dililiti kawat berduri, kemudian ujungnya ditarik.”

Musibah suul khatimah terjadi karena manusia membiarkan hdiupnya diselubungi oleh gumpalan  awan hitam dalam masa yang panjang.
:: QS. Al Hadid[57]:16

AGAR CINTA MATI MENGALIRI HATI

Mati adalah keindahan.
Kematian adalah peristiwa tersibaknya tirai penutup yang selama ini menghalangi syaa untuk bisa melihat keindahan hakiki alam sesudah mati.
Jangan biarkan  pintu hati kita terbuka utnuk dimasuki kesenangan dunia.
Karena dunia tidak akan bisa membahagiakan kita. Harta, misalnya. Dia tidak akan bisa membahagiakan hati kita, mungkin bahagia, tapi nafsu kita. Hati kita akan bahagia ketika harta itu kita sedekahkan.
Jangan banyak berkhayal.
Menggantungkan diri pada pucuk harapan dunia yang belum tentu mekar menjadi kuncup keindahan.
Berusahalah untuk tersenyum (membayangkan keindahan yang tak terperikan) setiap mendengar kata MATI.
Milikilah persepsi benar tentang mati.
Merenungkan pedihnya kematian yang datang secara tiba – tiba.
Mengenang beratnya saat – saat sakaratul maut.
Mengingat gelapnya alam kubur.
Merenungkan dasyatnya prahara di hari pembalasan.
“ Akhir yang baik, husnul khatimah, insya Allah”
Keep istiqamah ya !!!
Semoga bermanfaat….

Menjadikan kita cinta akan kematian….menjemputnya, dan menyiapkannya..serta perbekalan untuk perjalanan setelahnya. ^_^
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ^_^

= LoveAlloh_Atik =

Responses

  1. ana perhatikan tulisan ini, satu sisi kekurangnya karna terlalu menitik beratkan pada untaian untaian semacam syair – syair .

  2. 🙂
    syukron…

  3. mumtaz

  4. alhamdulilah,,,,


Leave a comment