PERUBAHAN, SEBUAH KEMESTIAN

PERUBAHAN, SEBUAH KEMESTIAN

Oleh : Ustadz Abdullah Sunono, ST

… Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri … (Ar Ra’du [13]: 11).

Maha suci Alloh yang telah menciptakan kita sebagai makhluk yang paling mulia. Yang telah menganugerahi kepada kita hati, akal dan pikiran. Semoga dengan semua itu semakin menyadarkan kita akan kebesaran Alloh Azza wa Jalla. Menambah keyakinan kita bahwa semua yang terjadi di alam ini atas kehendak-Nya. Tidak akan pernah terjadi suatu peristiwa sekiranya Alloh tidak menghendaki. Alloh Maha Kuasa lagi Perkasa untuk berbuat sekendak-Nya. Sedangkan kita tidak mempunyai secuilpun kekuatan kecuali atas anugerah Alloh Subhanahu wa Ta’ala.

Sahabat sekalian salah satu sifat asasi dari dunia adalah perubahan. Baik direkayasa atau alamiah, cepat atau lambat, perubahan itu mesti terjadi dan tidak mungkin berhenti. Perubahan adalah sebuah aksiomatik.

Perubahan tidak mungkin dihindari, karena variabel perubahan terus bergulir dan tidak akan pernah dapat dihentikan. Variabel perubahan adalah waktu, gerak dan tumbuh yang terus berubah dan tidak pernah sekalipun berhenti. Perubahan adalah hukum alam; sunnatulloh.

Paham materialis beranggapan bahwa perubahan alamiah adalah perubahan tanpa rekayasa; semua terjadi dengan sendirinya (generatio spontanea). Kabut dan gas yang kebetulan meledak. Gaya gravitasi yang kebetulan mengikat antar planet. Matahari yang kebetulan terus memanas dan bumi yang kebetulan mendingin. Atmosfir yang kebetulan menyelimuti bumi. Gas Hidrogen, Nitrogen dan Oksigen yang kebetulan bertemu dan bertabrakan dengan loncatan petir sehingga menjadi asam amino; sebuah cikal bakal kehidupan. Betapa hebatnya jika semua detil kehidupan yang sangat rapi dan teratur ini terjadi hanya secara kebetulan, bukan sebuah rekayasa misterius dari alam semesta.

Sahabat sekalian, perkembangan ilmu pengetahuan belakangan membuktikan, bahwa perubahan alamiah pun ternyata adalah sebuah rekayasa misterius dari alam semesta. Sangat mustahil jika semua terjadi hanya karena kebetulan saja. Jika semua perubahan terjadi hanya karena kebetulan, niscaya akan hancurlah alam semesta karena saling bertabrakan. Para ilmuwan sekuler menyebut rekayasa alam ini dengan istilah factor X, sedangkan ilmuwan relijius menyebutnya dengan campur tangan Tuhan. Dan bagi ilmuwan Muslim sudah selayaknya jika mengatakan itulah rekayasa Alloh Subhanahu wa  Ta’ala.

Sudah barang tentu perubahan itu juga akan terjadi dalam arus perjalanan manusia. Perubahan itu sendiri adalah kehidupan. Waktu senantiasa berlalu, alam senantiasa bergerak, dan kehidupan akan selalu tumbuh. Sudah sewajarnya jika manusia harus hidup dengan perubahan.

Dalam perubahan itu ada rekayasa, itu sangat alami. Yang tidak wajar adalah rekayasa yang dilakukan secara kasar, keras dan melalui pertumpahan darah. Atau rekayasa itu dilakukan dengan melanggar  etika dan norma alam; hukum Tuhan; sunnatulloh.

Sebagian Kaum Muslimin enggan melakukan perubahan dalam perjalanan hidupnya. Mereka mengingkari waktu yang telah berubah, mereka memungkiri generasi yang berganti. Mereka bermemori dengan masa lalu yang telah lewat ratusan ribu tahun. Mereka membuat jarak yang sangat jauh dengan jaman mereka hidup. Mereka hidup di masa kini, dengan akal dan perasaan masa lalu. Mereka adalah generasi yang jumud dan taqlid.

Sebagian Kaum Muslimin melakukan perubahan total tanpa adanya pijakan dan landasan. Mereka mengingkari pijakan dasar perubahan dan membelakangi teladan mulia dari generasi pendahulunya. Mereka meninggalkan warisan agung yang menuntun ummat manusia menuju kemuliaan. Merekalah kaum sekuler, materialis dan westernis.

Sebagian Kaum Muslimin membiarkan dirinya mengalir mengikuti arus zaman tanpa memiliki rekayasa perubahan. Mereka menunggu masa kejayaan tanpa persiapan. Yang mereka miliki hanya mimpi semu, jika kemakmuran telah datang maka tidak ada satu pun yang dapat menghalang. Tetapi tiada upaya sedikitpun yang mereka lakukan untuk menyongsong datangnya kemakmuran.

Sebagian lagi Kaum Muslimin melakukan perubahan dengan kekerasan dan pertumpahan darah. Mereka menganggap perubahan dengan kekerasan adalah perubahan yang diinginkan Alloh Ta’ala. Maka atas nama Alloh mereka menghalalkan pembantaian Muslim atas Muslim lainnya; atau manusia satu dengan manusia lainnya.

Mari kita melakukan rekayasa dalam perubahan. Bukan rekayasa dengan kekerasan bukan pula tanpa rekayasa dalam perubahan. Mari kita rekayasa perubahan ini dengan cara evolusi, tetapi mempunyai dampak yang cukup revolusioner.

… إِنَّ الله َلاَ يُغَيِّرُ ماَ بِقَوْمٍ حَتىَّ يُغَيِّرُوْا مَا بِأَنْفُسِهِمْ … (الرعد : 11)

… Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri … (Ar Ra’du [13]: 11).

Ya Alloh… jadikanlah kami hamba yang selalu berdzikir mensucikan-Mu, mengagungkan-Mu. Jadikanlah setiap kejadian di alam ini semakin menyadarkan kami atas keAgungan dan Kebesaran-Mu. Jadikanlah setiap peristiwa yang kami alami semakin memantapkan keimanan kami kepada-Mu. Engkaulah Penguasa di langit, bumi  dan diantaranya. Engkaulah Raja dari segala raja. Engkaulah yang layak kami sembah, kami takuti dan kami cintai wahai ya Allohu ya Rabbi.

Leave a comment